Acute Kidney Injury

Setelah melalui stase emergensi waktu lalu di RSUP Fatmawati, saya banyak menemukan kasus pasien dengan gangguan pada ginjal. Hal ini yang mendorong saya ingin menulis mengenai Acute Kidney Injury atau Gangguan Ginjal Akut. Keluhan yang paling banyak biasanya pasien datang dengan keluhan sesak yang memberat akibat adanya overload cairan didalam tubuh. Pasien dengan gangguan ginjal ini biasanya juga memiliki riwayat sakit jantung.


Gambar Anatomi Ginjal
Gambar diambil dari : philschatz.com


ACUTE KIDNEY INJURY
Oleh : Amatillah R
Definisi (KDIGO 2012):
·         Kenaikan Kreatinin Serum (SCr) >0,3 mg/dL dalam 48 jam atau
·         Kenaikan SCr ≥1,5 kali nilai dasar dan diketauhi/dianggap terjadi dalam 7 hari
·         Turunnya produksi urin <0,5 cc/kgBB/jam selama >6 jam
Klasifikasi (KDIGO 2012) :
AKIN
Kriteria Produksi Urin
RIFLE
Stadium
Kriteria SCr
Stadium
Kriteria SCr/LFG
1
Kenaikan SCr 1,5-1,9 x nilai dasar ATAU kenaikan ≥0,3 mg/dL
Produksi urin ,0,5mL/kgBB/jam selama 6-12 jam
Risk
Peningkatan SCr 1,5x, ATAU
Penurunan LFG>25%
2
Kenaikan SCr 2-2,9 x nilai dasar
Produksi urin <0,5 mL/kgBB/jam selama >12 jam
Injury
Peningkatan SCr 2x, ATAU
Penurunan LFG >50%
3
· Kenaikan SCr>3x nilai dasar ATAU
· Kenaikan SCr≥4 mg/dL dengan peningkatan akut ≥0,5 mg/dL, ATAU
· Dimulainya terapi pengganti ginjal, ATAU
· Pada pasien < 18 th, penurunan LFG menjadi < 35mL/menit/1,73m
· Produksi urin <0,3 mL/kgBB/jam selama >24 jam, ATAU
· Anuri selama 12 jam
Failure
Peningkatan SCr 3x, ATAU >4mg/dL dengan peningkatan akut ≥0,5 mg/dL, ATAU penurunan LFG >75%
Loss
AKI persisten – fungsi ginjal hilang seluruhnya >4 minggu
End-Stage
ESRD>3 bulan


Etiologi :
Prerenal (55%)
Renal (40%)
Post Renal (5%)
·    Hipovolemia (perdarahan, muntah, diare, diuretik, luka bakar, hipoalbuminemia berat, dehidrasi, diabetes insipidus, dll)
·    Gangguan hemodinamik ginjal à hipoperfusi renal :
o Penurunan curah jantung (penyakit miokardium, katup jantung, perikardium, hipertensi pulmonal, gagal jantung, gangguan aliran balik ke jantung)
o Vasodilatasi sistemik (sepsis, antihipertensi, anafilaksis)
· Penyakit glomerulus (glomerulonefritis, vaskulitis, SLE, koagulasi intravaskular diseminata, skleroderma)
· Nekrosis tubular akut (iskemia, infeksi, toksin)
· Nefritis intersisial (reaksi alergi obat, pielonefritis, limfoma, leukimia, sindrom Sjorgen)
· Obstruksi intratubular (asam urat akibat sindrom lisis tumor, obat-obatan )
· Urolitiasis, bekuan darah, keganasan, kompresi ekstrarenal, hipertrofi prostat, striktur.
Manifestasi Klinis :
Prerenal
Renal
Post Renal
·    Rasa haus, seperti ingin jatuh
·    Hipotensi ortostatik, takikardi, penurunan JVP, turgor kulit ↓, mukosa kering
·    Stigmata sirosis hati dan hipertensi portal
·    Tanda-tanda gagal jantung pada pasien CHF
·    Sepsis, dsb
· ATN: riw. Hipovolemia, syok sepsis, & operasi besar
· SLE (demam, arthralgia, rash eritematosa)
· Nyeri pada pinggang menandakan oklusi arteri/vena ginjal
· Oliguria, edema, hipertensi, hematuria menandakan glomerulonefritis
· Hipertensi maligna
· Nyeri suprapubik
· Nyeri pada perut
· Kolik menandakan adanya obstruksi pada ureter
· Nokturia, frekuensi, pembesaran prostat menandakan adanya patologi pada prostat)


Pemeriksaan Penunjang :
Urinalisis
Jumlah urin, berat jenis urin, sedimen, eletrolit, hematuria, piuria.
· Sedimen granuler berwarna coklat seperti lumpur à Nekrosis Tubular Akut
· Sedimen eritrosit dismorfik à jejas pada glomerulus
· Sedimen leukosit dan tidak berpigmen à nefritis intersisial
Laboratorium
Daraf perifer lengkap, SCr, elektrolit (Na+, K+, fosfat, Ca2+), asam urat, dan Kreatinin Kinase
LFG, LFG dapat dicari dengan rumus :

Cockroft-Gault :        (140 – usia) x BB (kg)
                              Serum kreatinin (mg/dL) x 72

Pemeriksaan Radiologi & Biopsi Ginjal
· USG ginjal, CT Scan, MRI
· Biopsi à diagnosis pasti dengan kecurigaan AKI renal

Tatalaksana :
Spesifik
Pasien ditatalaksana sesuai penyebab :
1.       AKI Prerenal
Hipovolemia à transfusi, infus NaCL 0,9%, 0,45%
Gagal Jantung à inotropik, anti aritmia, diuretik
2.       AKI Renal
Glomerulonefritis à Steroid, plasmafaresis
Hipertensi maligna à kontrol tekanan darah secara agresif
3.       AKI Postrenal
Obstruksi uretra dan leher kandung kemih à pemasangan kateter
Pemasangan stent pada kasus obstruksi ureter
Suportif
1.       Koreksi gangguan elektrolit :
Hiponatremi à batasi intake cairan enteral (1L/hari) hindari infus cairan hipotonik
Hiperkalemi à restriksi kalium (40mmol/hari), diuretik kuat, insulin 10 U + dekstrose 50% sebanyak 50 cc, kalsium glukonas, atau dialisis, inhalasi beta agonis
Hiperfosfatemia à restriksi asupan fosfat, agen pengikat fosfat, dialisis
Hipokalsemia à Ca glukonat atau Ca karbonat 10 % (10-20cc)
Hipermagnesemia à Hindari pemakaian antasida yang mengandung Mg
2.       Koreksi Hiperurisemia à Allopurinol apabila kadar asam urat > 15 mg/dL, dialisis
3.       Anemia Berat à transfusi darah, jarang diberikan eritropoetin karena resistensi sumsum tulang
4.       Nutrisi à Diet tinggi kalori untuk meminimalisasi katabolisme protein. Biasanya diberikan makanan per enteral
5.       Keluhan gastrointestinal à Antagonis reseptor H2 atau PPI
6.       Penggantian kateter dan akses intravena
7.       Pilihan obat yang tidak nefrotoksik

Indikasi Dialisis SITO (AIUEO)
A sam Basa terganggu
Asidosis berat dengan pH 7,1
I ntoksikasi
Metanol, litium, salisilat
U remia
Perikarditis uremikum, ensefalopati uremikum, perdarahan, azotemia (ureum >200 mg/dL)
E lektrolit terganggu
Hiperkalemia (K+ > 6,5 mEq/L), hiperkalsemia, sindrom lisis tumor, hipernatremia berat (Na+ >160 mEq/L), atau hiponatremia berat (Na+ <115 mEq/L)
O verload cairan
Edema paru, dll


Komentar

Postingan Populer